Dia, mereka dan
kamu, bertingkah atas nama cinta, nafikan suci akal pikiran. Terkadang melukiskan
cinta lewat nada dan kata. Namun anehnya, gejolak nurani sering merusak rima
kata yang terangkai indah dalam nada. Harmoni cinta, pun menjadi sumbang dan tak
bermakna!
Maka aku memilih
diam! Diam dan mengikuti penetrasi rasa. Rasa, yang bermanuver dalam relung nurani
yang paling dalam. Mencipta laku dalam langkah, menuntunku menuju kamu! Aku mencintaimu
dalam diam, dalam sunyi yang menenangkan, dalam tingkah tak beraturan. Namun
aku tak mau mabuk, terlena lalu terjatuh dalam candu! Sebab cinta adalah anugerah, yang
selalu datang dan pergi seirama rotasi masa!
by
No comments:
Post a Comment