Dunia
yang semakin maju seharusnya memberikan pencerahan bagi umat manusia, namun
karena kodrat manusia itu sendiri, maka kesalahan pun tak terelakan. Media massa
saat ini, menurut saya sering mencampurkan antara berita yang faktual dengan
opini yang ebjetif sehingga melahirkan interpretasi yang rancu di kalangan
masyarakat.
Oleh
karena itu, dengan pengetahuan yang terbatas, saya mencoba menuliskan perbedaan
berita dan artikel yang sering di campur adukkan oleh media massa. Dimana keduanya
memiliki instrument yang sama dengan proporsi berbeda.
Tulisan,
atau segala sesuatu yang memuat sebuah berita haruslah faktual, dia boleh
menggunakan interpretasi (tafsiran/penafsiran), untuk mendukung penjelasan
fakta yang benar – benar terjadi. Seseorang yang menulis atau menyampaikan
berita, tidak boleh memuat opini di dalamnya. Sebab opini itu bersifat pribadi,
atau menurut pengetahuan secara subjektif dari yang beropini.
Dalam
opini, sering juga di sematkan kepentingan di dalamnya. Oleh karena itu, sangat
berbahaya jika menggunakan opini dalam berita. Sebab akan membuat berita yang
tadinya faktual menjadi tidak berimbang dan tidak proporsional.
Sedangkan
tulisan dalam bentuk artikel dapat menggunakan instrumen opini, interpretasi
dan fakta. Secara etimologi (cabang ilmu asal-usul bahasa), artikel atau
article dalam bahasa inggris berarti “karangan.” Sedangkan secara epistemologi,
para pakar komunikasi ada yang menginterpretasikan artikel sebagai; karangan
yang menampung gagasan dan opini penulis, yang bisa berupa gagasan murni,
maupun gagasan dari luar (referensi), dari literature sampai statemen orang
lain.
Jadi,
kita harus bisa membedakan antara berita dan artikel. Agar setiap informasi
yang kita lihat atau kita dengar di media massa, dapat dengan muda kita pahami.
Mulailah belajar mengenali antara berita
hoax dan actual. Dengan kaidah – kaidah diatas.
Demikianlah
tulisan singkat saya ini.
Semoga
Manfaat :)
Referensi :
No comments:
New comments are not allowed.