+ -

Alasan Di Balik Celana, “Menjijikkan!”



Kadang, orang melihat sesuatu yang ‘tidak biasa’, dengan ekpresi yang luar biasa ngakak! Kadang juga, mereka melihat sesuatu  yang ‘tidak biasa’, dengan ekspresi yang luar biasa sedih! Namun begitu, aku lebih memilih ketidak biasaan itu, di luar ke-biasa-an tersebut. Dengan mendengarkan alasan di balik itu semua. Karena keseimbangan adalah kunci untuk memahami ketimpangan, maka aku memilih kata ‘proporsional’ dalam memandang segala sesuatu!

Ribuan tahun yang lalu manusia mengatakan bahwa bumi itu, datar. Tepatnya seperti koin! Namun, lebih dari 1400 tahun yang lalu, seorang manusia ‘agung’ dengan yakin meluruskannya dan berkata bahwa bumi itu, bulat. Sontak saja pandangan tersebut di anggap ‘nonsens’, walau akhirnya faktual!

Yarp, begitulah manusia selalu melihat siapa dia, bukan bagaimananya! 

“Eh, Fox.  Ada anak ‘baru’ ya?” Darmo bertanya kepadaku, sementara kawan – kawan yang lain, mengaminkan kalimat tanya tersebut.

“Taaau..! Aku kan baru datang. Mana tahu aku..!” Aku menjawab seadanya.

“Yeeah.. kirain!” 
Darmo dengan mimik amburadul menghembuskan suara kecewa! Sudah sekitar satu minggu, aku berada di Yogya. Sebab satu bulan lalu aku di ‘kampung’ untuk lebaran bersama keluarga. Saat lebaran datang, kosan kami seperti rumah hantu tak berpenghuni. Diantara kawan – kawan, sebenarnya akulah yang lebih dulu berada di Yogya tapi karena sendirian aku memilih tinggal di rumah Pak De!

Wajar saja jika mereka bertanya kepadaku perihal anak ‘baru’. Sebab aku adalah orang pertama penghuni kos yang duluan ke Yogya. Sore itu kami mangkal di ‘burjo’, tempat nongkrong favorit mahasiswa Yogya! Sebagian anak  kos ada yang baru tiba, karenanya kami kebanjiran kue lebaran! Aku pun baru balik ke kos, tepat hari itu. Sehingga lengkaplah ‘keluarga besar’ kami.

Ketika kami sedang asik – asiknya berbagi cerita tentang lebaran. Tiba – tiba anak ‘baru’ itu muncul. Sontak semua mata tertuju kepadanya. Kebetulan ‘burjo’ tempat mangkal kami, berhadap – hadapan dengan kaosan. Namun, sorotan mata kami tidak berlangsung lama, takut si anak ‘baru’ salah tingkah dan nggak jadi ke ‘burjo’.

Kamipun melanjutkan cerita lebaran, dan pura – pura tidak tahu keberadaan lelaki tersebut! Tiba –tiba ia mendekati kami, menyapa, lalu mengulurkan tangan minta kenalan! Semuanya menyambut sapaan tersebut dengan senang hati, penuh gembira! Dari perkenalan itu kami kemudian tahu tentang nama dan asal penghuni ‘baru’ tersebut. 

Dia bernama Dhani berasal dari Sumbawa Besar (NTB. Perkenalan singkat itu, berhenti pada daerah saja, sebab kami belum berani menanyakan hal lain. Lagian setelah itu, dia hanya diam tanpa suara. Namun, beberapa saat kemudian, ketika dia berdiri membelakangi kami untuk mengambil rokok di  ‘burjo’ tersebut. Deden si maung bandung,  menangkap pemandangan aneh dari bokong  lelaki tersebut. Dengan telunjuknya Deden memandu mata kami tepat pada bokong lelaki tersebut.

Pemandangan ‘menggelikan’-pun tersaji, namun kami terpaksa menahan tawa! Sebab takut; Dhani akan tersinggung atau marah! Bagamina tidak; sebab MAAF, celana yang di pakainya untuk menutupi bokong. SOBEKNYA sekitar satu jengkal lebih dikit! Semua yang melihat (termasuk aku), hanya bisa menggigit bibir, agar suara tawa tidak keluar dan membahana! Untungnya, Dhani masih memakai CD! Dan untungnya lagi, di ‘burjo’ itu hanya ada kami (anak kos) serta penjaga ‘burjo’. 

Setelah mengambil rokok, Dhani kembali duduk di tempatnya. Ia mangkal bersama kami. Sungguh aneh, sebab dia tak menyadari keanehan pada celananya. Mungkin dia sengaja berbuat demikian, agar tercipta sebuah kenangan konyol di kosan kami. Atau, mungkin ada alasan lain yang lebih pas untuk menjelaskan kejadian ‘menjijikan’ ini. Entahlah, aku pun bingung!

separator

Setelah tiga minggu berada di kos, Dhani sudah mulai akrab dengan kawan - kawan (termasuk aku). Siang itu dia dari kampus, kamarnya berjarak dua blok dari kamar’ku. Dia harus melewati depan kamar’ku untuk menuju kamarnya. Dia kemudian menghampiriku, kami berbicara panjang lebar masalah ini-itu. Dan…, karena penasaran tentang alasan di balik kejadian waktu itu, akupun berinisiatif untuk bertanya!

“Eh Dhan. Waktu itu (saat kenalan) kamu nggak tahu ya, kalau celanamu sobek?” 
                Dengan nada datar, aku bertanya kepadanya! Aku pikir dia akan marah. Namun, ternyata dia tersenyum tipis, kemudian memberikan alasannya!

“Suka ya…! Hehe.. Justkid Bro! Waktu itu, ‘semua’ celana lagi ‘ku cuci, yang tersisa tinggal CD serta sarung. Masak ke ‘burjo’ pake sarung! Jadi, mending pake celana sobek! Lagian, aku, lihat situasi juga bray! Karena di ‘burjo’ hanya ada kalian, makannya aku berani! Sorry jika tingkah'ku bikin kalian lust! Xixi...” 
               Dengan pedenya, Dhani mengungkapkan alasan di balik penggunaan ‘celana menjijikkan’ itu. Kita pun terbahak dengan puasnya, mengingat peristiwa konyol tiga minggu lalu! Selalu ada alasan di balik segala peristiwa, maka carilah kebeneran itu pada sumbernya!
 
Salam nggak nyambung!
by:
sofyan salim

Yogyakarta 2/18/13
Thanks for share!
5 Sofyan Salim: Alasan Di Balik Celana, “Menjijikkan!” Kadang, orang melihat sesuatu yang ‘tidak biasa’, dengan ekpresi yang luar biasa ngakak! Kadang juga, mereka melihat sesuatu   yang ...

No comments:

Post a Comment

< >