+ -

Bukan Teman Biasa | 01


 



'Rifat, jemput aku jam 9, ya! Ingat, tadi malam kamu sudah berjanji lho!'

   Fanni,  pagi – pagi sudah mengagetkanku dengan nada SMS. Janji yang telah aku ikrarkan tadi malam, akhirnya di tagih olehnya. Sebenarnya aku nggak berniat untuk menemani Fanni dan teman – temanya berakhir pekan. Tapi karena kasihan, sebab dia, berulang kali menelpon demi meminta bantuanku, maka aku pun memaksakan niat untuk menemani mereka!

'Iya, Iya. Nggak sabaran bangat sih! Pagi – pagi udah bawel aja!'

Setelah mengambil handuk, aku pun membalas SMS Fanni. 

'Eh, tumben langsung balas. Biasanya harus di MissCall berulang – ulang, baru ngebalas SMSnya! Hehe…, Sana, buruan mandi, 40 menit lagi lho!'

     Bukannya senang karena aku nggak seperti biasanya, Fanni malah bawel nggak jelas dan langsung menyuruhku mandi!

'Iya, Nyonya. Siap, grak!'

    Aku mempersingkat balasan SMS dan langsung menuju kamar mandi. Air yang begitu dingin, memberi efek kejut yang cukup kuat hingga membuat tubuhku jingkrak – jingkrak tanpa perintah! Mandi ‘bebek’, mungkin hanya sebuah pepatah bagi yang lain, namun bagiku nyata dan faktual!

    Setelah melalui proses mandi yang aneh, dan telah mengenakan pakaian yang 'cocok'; aku pun menuju garasi dan langsung memanaskan mesin mobil. Sambil menunggu panasnya mesin mobil, aku bersantai di beranda rumah dengan segelas teh hangat dan sepiring pisang goreng. Suasana yang cukup asik, batinku! Jarang menikmati suasana pagi, membuatku seperti manusia asing yang baru merasakan suasana pagi planet bumi!

   Tepat jam 8.58., aku sudah berada di depan pagar rumah Fanni, sambil memainkan klakson mobilku. Fanni, Ririn, Dina, dan entah siapa tiga lelaki itu, aku tak tahu. Nampaknya mereka sudah berpasang – pasangan. Sialan! Seandainya aku tahu, maka aku tak akan bersedia menemani Fanni!    

“Hi Ganteng. Wah, udah ganteng berkomitmen pula!”

   Aku tak tahu apakah pujian Fanni jujur, atau pura – pura memuji demi membuatku senang dan nggak ngambek karena melihat muatannya! Aku membuang senyum tipis kepadanya dan memberi sinyal untuk segera masuk ke mobil. Dengan senyum aneh, Fanni kemudian melangkah menuju pintu mobil dan mengambil tempat di samping kiriku.  Sementara pasukannya, mereka menempati bagian belakang. Baru kali ini, aku merasa seperti seorang driver antar kota!

“By The Way, kemana tujuan kita, Fan?”

     Dengan senyum yang sedikit ‘ku paksakan, aku mulai bertanya tentang peta expedisi mereka! Fanni terlihat bermain mata dengan seorang lelaki di belakangnya, nampaknya peta ekspedisi di pegang sang lelaki ganteng tersebut. 

“Emmm…, kita langsung menuju pantai Castella, Rif.”  

   Setelah menyebutkan tempat teujuan wisata, Fanni kemudian memperkenalkanku dengan tiga orang lelaki tersebut. Dari perkenalan singkat itu, aku akhirnya tahu bahwa ketiga lelaki itu adalah teman kantor Fanni, dua diantaranya sudah berpacaran dengan Ririn dan Dhini. Sementara lelaki yang tadi bermain mata dengan Fanni, menurutku adalah calon pacar Fanni yang sedang PDKT dengannya!

    Mobil yang aku kemudikan mulai berjalan pelan. Suasana pagi kota Ternate yang begitu tenang, membuat hati yang tadinya kesal menjadi ‘sedang’. Suara Fanni mulai terdengar, menghangatkan suasana ‘ruang’ mobil yang tadinya senyap. Dhini yang duduk dengan pacarnya di belakang, mulai melemparkan lelucon standar, yang bagiku tidak lucu, tapi di sambut tawa antusias oleh pacarnya! Suasana cair dalam mobil membuat para penumpang dan sang driver semakin akrab.  Ternyata, pagi memang mampu mencipta nuansa menyejukkan! 

…bersambung ke-chapter | 02


Thanks for share!
5 Sofyan Salim: Bukan Teman Biasa | 01   ' Rifat, jemput aku jam 9, ya! Ingat, tadi malam kamu sudah berjanji lho! '    Fanni,   pagi – pagi sudah meng...

2 comments:

  1. wahhh...kasian banget jd Rifat
    endingnya, nanti Fanni jadinya ma Rifat kan?
    hehehe...nebak.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe... Yarp, menyedihkan!
      Endingnya, belum jelas, antara Fanni, Ririn dan Dina. Pengen buat yang agak rumit di temabak. hehehe

      Delete

< >